Komunitas Pecinta Buku

Selasa, 27 Oktober 2015 komentar
~ SOEMPAH PEMOEDA ~ . Pertama : - KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA Kedua : - KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA Ketiga : - KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA Djakarta, 28 Oktober 1928 Teks Soempah Pemoeda dibacakan pada waktu Kongres Pemoeda yang diadakan di Waltervreden (sekarang Jakarta) pada tanggal 27 - 28 Oktober 1928 1928. Panitia Kongres Pemoeda terdiri dari : Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI) Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java) Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond) Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond) Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond) Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia) Pembantu III : Senduk (Jong Celebes) Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon) Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi) Peserta : Abdul Muthalib Sangadji Purnama Wulan Abdul Rachman Raden Soeharto Abu Hanifah Raden Soekamso Adnan Kapau Gani Ramelan Amir (Dienaren van Indie) Saerun (Keng Po) Anta Permana Sahardjo Anwari Sarbini Arnold Manonutu Sarmidi Mangunsarkoro Assaat Sartono Bahder Djohan S.M. Kartosoewirjo Dali Setiawan Darsa Sigit (Indonesische Studieclub) Dien Pantouw Siti Sundari Djuanda Sjahpuddin Latif Dr.Pijper Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken) Emma Puradiredja Soejono Djoenoed Poeponegoro Halim R.M. Djoko Marsaid Hamami Soekamto Jo Tumbuhan Soekmono Joesoepadi Soekowati (Volksraad) Jos Masdani Soemanang Kadir Soemarto Karto Menggolo Soenario (PAPI & INPO) Kasman Singodimedjo Soerjadi Koentjoro Poerbopranoto Soewadji Prawirohardjo Martakusuma Soewirjo Masmoen Rasid Soeworo Mohammad Ali Hanafiah Suhara Mohammad Nazif Sujono (Volksraad) Mohammad Roem Sulaeman Mohammad Tabrani Suwarni Mohammad Tamzil Tjahija Muhidin (Pasundan) Van der Plaas (Pemerintah Belanda) Mukarno Wilopo Muwardi Wage Rudolf Soepratman Nona Tumbel Catatan : Sebelum pembacaan teks Soempah Pemoeda diperdengarkan lagu"Indonesia Raya" gubahan W.R. Soepratman dengan gesekan biolanya. Teks Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertempat di Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat sekarang menjadi Museum Sumpah Pemuda, pada waktu itu adalah milik dari seorang Tionghoa yang bernama Sie Kong Liong. 2. Golongan Timur Asing Tionghoa yang turut hadir sebagai peninjau Kongres Pemuda pada waktu pembacaan teks Sumpah Pemuda ada 4 (empat) orang yaitu : a. Kwee Thiam Hong b. Oey Kay Siang c. John Lauw Tjoan Hok d. Tjio Djien kwie

~Sejarah Sumpah Pemuda~ Pada tanggal 28 Oktober 1928 malam, di Indonesische Clubgebouw yang penuh sesak, ribuan pemuda mendengar pidato penutupan Kongres Pemuda Indonesia ke-dua dan sekaligus mendengar lantunan lagu “Indonesia Raya” dari biola WR. Soepratman. Menjelang penutupan, Muhammad Yamin, yang saat itu berusia 25 tahun, mengedarkan secarik kertas kepada pimpinan rapat, Soegondo Djojopoespito, lalu diedarkan kepada para peserta rapat yang lain. Siapa sangka, dari tulisan tinta Yamin di secarik kertas itulah tercetus gagasan Sumpah Pemuda. Sumpah itu lalu dibaca oleh oleh Soegondo, lalu Yamin memberi penjelasan panjang lebar tentang isi rumusannya itu. Pada awalnya, rumusan singkat Yamin itu dinamakan “ikrar pemuda”, lalu diubah oleh Yamin sendiri menjadi “Sumpah Pemuda”. Berikut isi Sumpah Pemuda itu: Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Indonesia Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia Kongres Pemuda II berlangsung pada 27-28 Oktober dalam tiga tahap rapat. Rapat pertama berlangsung di gedung Katholieke Jongelingen Bond di Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng), lalu dipindahkan ke Oost Java Bioscoop di Konigsplein Noord (sekarang Jalan Medan Merdeka Utara), dan kemudian Gedung Kramat 106 baru dipakai untuk rapat ketiga sekaligus penutupan rapat. Dari rapat pertama hingga rapat ketiga, kongres pemuda II ini menghadirkan 15 pembicara, yang membahas berbagai tema. Diantara pembicara yang dikenal, antara lain: Soegondo Djojopespito, Muhammad Yamin, Siti Sundari, Poernomowoelan, Sarmidi Mangoensarkoro, dan Sunario. Hadir pula banyak organisasi pemuda dan kepanduan saat itu, diantaranya: Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Roekoen, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Sebelum kongres pemuda II, para pemuda sudah pernah menggelar kongres pertamanya pada tahun 1926. Tabrani Soerjowitjitro, salah satu tokoh penting dari kongres pertama, peserta kongres pertama sudah bersepakat menjadikan bahasa melayu sebagai bahasa persatuan. Akan tetapi, pada saat itu, Tabrani mengaku tidak setuju dengan gagsan Yamin tentang penggunaan bahasa melayu. Menurut Tabrani, kalau nusa itu bernama Indonesia, bangsa itu bernama Indonesia, maka bahasa itu harus disebut bahasa Indonesia dan bukan bahasa Melayu, walaupun unsur-unsurnya Melayu. Keputusan kongres pertama akhirnya menyatakan bahwa penetapan bahasa persatuan akan diputuskan di kongres kedua. Seusai kongres pemuda ke-II, sikap pemerintah kolonial biasa saja. Bahkan, Van Der Plass, seorang pejabat kolonial untuk urusan negara jajahan, menganggap remeh kongres pemuda itu dan keputusan-keputusannya. Van Der Plass sendiri menertawakan keputusan kongres untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, mengingat bahwa sebagian pembicara dalam kongres itu justru menggunakan bahasa Belanda dan bahasa daerah. Soegondo sendiri, meskipun didaulat sebagai pimpinan sidang dan berusaha mempergunakan bahasa Indonesia, terlihat kesulitan berbahasa Indonesia dengan baik. Siti Sundari, salah satu pembicara dalam kongres pemuda II itu, masih mempergunakan bahasa Belanda. Hanya saja, dua bulan kemudian, sebagaimana ditulis Dr Keith Foulcher, pengajar jurusan Indonesia di Universitas Sydney, Australia, Siti Sundari mulai menggunakan bahasa Indonesia. Akan tetapi, apa yang diperkirakan oleh Van Der Plass sangatlah meleset. Sejarah telah membuktikan bahwa kongres itu telah menjadi “api” yang mencetuskan persatuan nasional bangsa Indonesia untuk melawan kolonialisme. Padahal, sebagaimana dikatakan sejarahwan Asvi Warman Adam yang mengutip pernyataan Profesor Sartono Kartodirdjo, bahwa Manifesto Politik yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Indonesia di Belanda pada 1925 lebih fundamental daripada Sumpah Pemuda 1928. Manifesto Politik 1925 berisi prinsip perjuangan, yakni unity (persatuan), equality (kesetaraan), dan liberty (kemerdekaan). Adapun Sumpah Pemuda hanya menonjolkan persatuan-paling tidak demikianlah yang tertanam dalam memori kolektif masyarakat Indonesia selama ini melalui slogan “satu nusa, satu bangsa, satu bahasa”. Bung Karno sendiri menganggap Sumpah Pemuda 1928 bermakna revolusioner: satu negara kesatuan dari Sabang sampai Merauke, masyarakat adil dan makmur, dan persahabatan antarbangsa yang abadi. “Jangan mewarisi abu Sumpah Pemuda, tapi warisilah api Sumpah Pemuda. Kalau sekadar mewarisi abu, saudara-saudara akan puas dengan Indonesia yang sekarang sudah satu bahasa, bangsa, dan tanah air. Tapi ini bukan tujuan akhir,” kata Soekarno dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-35 di Istana Olahraga Senayan, Jakarta, 28 Oktober 1963. (sumber: berdikarionline.com)

Senin, 26 Oktober 2015 komentar
October 27, 2015 at 07:03AM

Berkatamu

Rabu, 24 Juni 2015 komentar
"Where can I find a man who has forgotten words? He is the one I would like to talk to." http://t.co/GWrUn8KVVH

19 Manfaat Kecambah bagi Kesehatan

Jumat, 19 Juni 2015 komentar
Berikut 19 Manfaat Kecambah bagi Kesehatan, termasuk kulit, rambut dan kecantikan. Paling tinggi mengandung nutrisi, daripada masih dalam bentuk biji utuh.

Tentang Sangkulirang-Mangkalihat - Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman

Rabu, 17 Juni 2015 komentar
Tahukah Anda? Di Karst Kalimantan Timur sedikitnya terdapat 37 goa prasejarah. Di dalamnya terdapat gambar-gambar yang tertua di Asia Tenggara. Gambarnya sangat unik dan menjadi titik penting kebudayaan prasejarah dunia. Gambar ini …

Advice for Writer “Advice? I don’t have advice. Stop aspiring and start writing. If you’re writing, you’re a writer. Write like you’re a goddamn death row inmate and the governor is out of the country and there’s no chance for a pardon. Write like you’re clinging to the edge of a cliff, white knuckles, on your last breath, and you’ve got just one last thing to say, like you’re a bird flying over us and you can see everything, and please, for God’s sake, tell us something that will save us from ourselves. Take a deep breath and tell us your deepest, darkest secret, so we can wipe our brow and know that we’re not alone. Write like you have a message from the king. Or don’t. Who knows, maybe you’re one of the lucky ones who doesn’t have to.” –Alan Watts

Sabtu, 13 Juni 2015 komentar
June 13, 2015 at 09:19PM

Pernyataan Pak JK yang Diplintir; Ini Transkip Lengkapnya - Padhang mBulan

Jumat, 12 Juni 2015 komentar

Ari

Senin, 08 Juni 2015 komentar
#AriKinoysanTips 10 kesalahan yang paling sering dilakukan oleh penulis pemula sehingga hasil karyanya bisa ditolak oleh penerbit, yaitu : Penulisan berantakan, bahasa alay, salah ketik Cerita sudah biasa Alur lamban Datar, tidak ada greget Tidak memperhatikan perubahan zaman Sok gaul/sok puitis tapi salah Memasukkan banyak hal di luar permasalahan utama Tidak jelas perbedaan karakter Dialog tidak natural, semua tokoh ngomongnya sama Tidak memeriksa fakta. Fiksi pun janggal tanpa fakta yang benar. Ari Kinoysan Wulandari *Jadi Penulis Fiksi? Gampang Kok! *Jadi Penulis Skenario? Gampang Kok! *Jadi Penulis Produktif? Gampang Kok!

Komunitas Pecinta Buku

Rabu, 03 Juni 2015 komentar
Bagi manusia, menaklukkan dirinya sendiri adalah yang utama dan paling mulia dari semua kemenangan. (Platon)

Gadis Desa yang 'Melahirkan' Buku dan Film

komentar
Kecintaannya pada buku sejak belia mendorong gadis desa ini melahirkan buku dan film di usia muda

JK Akui Berbeda Pandangan dengan Jokowi Soal PSSI - RMOL.CO

Minggu, 31 Mei 2015 komentar
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengakui ada perbedaan pandangan dengan Presiden Joko Widodo mengenai pembekuan PSSI. Pasalnya, JK tetap berpandangan bahwa pembekuan yang dilakukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga itu harus dicabut.'Benar saya sudah menyetujui itu. Tapi mungkin menterinya ada p…

Komunitas Pecinta Buku

Jumat, 29 Mei 2015 komentar
Menurut seorang filsuf bernama Plato, ketika jatuh cinta, kita semua tiba-tiba menjadi puitis, benarkah? #BenSalma

Berkatamu

komentar
Zen requires you to explore your pain, not ignore or repress it. http://t.co/9a9h0M74gV (Art below: Louise Bourg… http://t.co/WGxIPMZQjU

sufinews.com

komentar
~Ruang-ruang Jiwa Menuju Ruang-ruang Ilahi~ Dalam diri kita ada ruang, yang lebih sering menjadi ruang pengap, sunyi, gelap, bahkan terkadang ruang itu berkobar membara bagai neraka. Padahal ruang-ruang itu menjadi lembah dan hamparan bagi hidupnya ruang-ruang yang lain, yang kelak menjadi kesatuan utuh bagi kepribadian kita. Ruang-ruang itu selalu menjadi ruang rahasia, karena memang tidak nyata di kasat mata. Di relung paling dalam ruang jiwa kita ada Al-Lubb yang juga disebut dengan As-Sirr (relung paling dalam di jiwa kita, yang menjadi awal atau sumber, siapa diri kita sesungguhnya.) Ruang-ruang jiwa kita butuh cahaya, agar senantiasa terang, cerdas dan bahagia. Cahaya itu bias diraih melalui renungan, tafakkur ketika diri kita sedang sendiri dalam khalwat dan uzlah kita sehari-hari. Cahaya itulah yang kelak bisa membedakan mana yang gelap dan buruk, bathil dan jahat, dengan yang terang, haq dan penuh limpahan kebajikan. Namun agar cahaya-cahaya itu tetap hidup, seseorang mesti terus menghidupkan jiwanya secara mekanis melalui Dzikrullah secara langgeng terus menerus. Kelak ruang-ruang jiwa akan dipenuhi oleh khazanah ilmu pengetahuan, khazanah ma’rifatullah, dan berbuah kesadaran terus menerus untuk mebangunkan kualitas ruhaniyah kita. Sebagai kesatuan organis dalam ruang batin kita, masing-masing ruang haruslah hidup dengan keserasian sejati, yaitu kehidupan fungsional sesuai dengan tugas-tugas dari Allah Swt. Apa tugas tafakkur, tugas akal, tugas hati, tugas ruh dan rahasia ruh, sehingga terjadi refreshing spiritual terus menerus terhadap masa depan kita. Pada saat yang bersamaan, adab atau etika kita dengan Sang Pencipta juga harus berserasi. Karena pertumbuhan keimanan kita mesti menjulang ke Cakrawala Ilahiyah. Sampai pada tahap keimanan yang Haqqul Yaqin. Suatu kondisi kita siap memasuki “Ruang-ruang Ilahi” yang digambarkan secara cemerlang oleh Syeikh Ibnu Athaillah as-Sakandari sebagai “Hadhratul Quds” dan “Bisathul Uns” (Hadhirat Suci dan Hamparan Kemesraan yang membahagiakan). Disanalah ada langkah-langkah kaki yang telah menanggalkan sandal-sandal dan sepatu alam atau segala hal selain Allah Swt. Kita memasukinya melalui : Pintu Mufatahah (Pintu terbukanya rahasia demi rehasiaNya); Lalu kita ber-Muwajahah (berhadapan dalam HadiratNya); Kemudian ber-Mujalasah (bermajlis dalam Kharisma Ilahiyah penuh dengan rasa malu, Taqarrub dan Muroqobah), Lalu ber-Muhadatsah (berdialog dengan bahasa qalbu, melalui tafakkur dalam mengarungi nuansa Jabarut, dimana kita bermunajat melalui Rahasia Batin kita). Kemudian ber-Musyahadah (menyaksikan kebesaran dan keagunganNya dibalik Asma’, Sifat dan DzatNya, kita menyaksikanNya di alam Malakut, Dia Menyaksikan di alam nyata, kita menyaksikan di KetuhananNya, Dia menyaksian kehambaan kita.) Berakhir dengan ber-Muthala’ah (terbukanya pandangan batin kita atas rahasia alam Malakut, Jabarut, Rahasia Taqdir, dan kita memandangnya dengan menuju KetuhahanNya, Dia melihat pada kehambaan kita yang menanjak mpadaNya, kita melihat fakta ketentuan dan takdirNya, lalu jiwa kita menerima penuh ridho, dan ketika Dia memandang hamparan rahasia jiwa kita, Dia pun membukakan hamparan anugerahNya, lalu kita bersimpuh di sana, Dia pun memandang kita dengan rasa Cinta yang Luhur, Penerimaan yang Agung.)

ngrumi

komentar
~Menghadapkan Wajah kepada Sang Kekasih~ Semua orang sibuk di dunia ini. Ada yang sibuk dengan cintanya pada para wanita, ada yang asyik dengan hartanya, mencari uang, atau belajar--dan semuanya percaya bahwa kemaslahatan dan kebahagiaannya bergantung pada apa yang dicarinya. Dan itu semua juga merupakan rahmat Allah. Ketika seorang manusia mencari sesuatu yang dikira dibutuhkannya, lalu tak ditemukannya, dia akan membelakangi hal itu. Setelah jeda mencari sejenak dia akan berkata: “Kebahagiaan dan rahmat mesti dicari. Mungkin aku masih kurang keras berupaya. Kalau begitu, akan kuusahakan terus.” Ketika dia terus mencari, dan yang dicarinya itu masih juga belum ditemukannya, dia terus berupaya, sampai rahmat itu tersingkap mewujud kepadanya. Barulah disadarinya, selama ini dia berada di jalur yang salah. Sungguhpun demikian, Allah memiliki beberapa hamba yang dianugerahi penglihatan yang jernih, bahkan sebelum tiba Hari ad-Diin. Sayidina Ali kw, misalnya, berkata: “Jika hijab diangkat, tidaklah aku menjadi lebih yakin.” Maksud Beliau adalah jika cangkang alam dunia ini lenyap dan Hari tersebut tiba, tidaklah itu meningkatkan keyakinan yang telah dipunyainya. Tentang daya persepsi itu, bayangkanlah tentang sekelompok orang yang pada suatu malam berdo’a dalam sebuah kamar yang gelap, masing-masing orang menghadap ke arah yang berbeda. Ketika pagi tiba, semua orang meluruskan arahnya menghadap; kecuali seorang lelaki yang telah sepanjang malam lurus menghadap ke arah Mekah. Lelaki itu tak perlu lagi membenahi arahnya menghadap. [1] Para hamba sejati Allah menghadapkan wajah mereka kepada Allah sepanjang malam: mereka telah berpaling dari semua hal kecuali wajah-Nya. Bagi mereka Hari ad-Diin itu telah hadir kini. [2] Dalam diri setiap manusia terdapat cinta, sakit, kehendak, hasrat sedemikian rupa sehingga jika seandainya dia memiliki seratus ribu semesta, tetap tak akan ditemukannya ketenangan. Orang mengerjakan aneka macam profesi, keahlian, menyalurkan berbagai jenis bakat, dan mereka belajar ilmu kedokteran, astrologi dan aneka macam ilmu lain; tapi tak mereka dapatkan kebahagiaan, karena apa yang mereka cari tidak ditemukan. Sang Kekasih dipanggil dil-aram [3] karena melalui Sang Kekasih lah qalb menemukan kedamaian. Karenanya, tentunya tidaklah mungkin qalb menemukan kedamaian jika dicarinya melalui sesuatu selain Dia. Semua kegembiraan yang lain dan obyek-obyek pencarian yang lain itu bagaikan sebuah tangga. Anak-anak-tangga itu untuk diinjak dan dilalui, bukan untuk ditinggali. Semakin cepat seseorang bangun dan tersadar, semakin ringkas jalan; dan semakin sedikit waktu yang disiakan pada “anak-anak-tangga.” Catatan: [1] Mengingatkan kepada, “Dan darimana pun engkau (Muhammad) keluar, maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja engkau berada, maka hadapkanlah wajahmu ke arah itu ..." (QS [2]: 150) [2] Bandingkan dengan, “Dan siapakah yang lebih baik diin-nya, daripada yang menyerahkan wajahnya lillah, ..." (QS [4]: 125). [3] Dil-aram, secara harfiah berarti, “sesuatu yang memberi qalb ketenangan,” sebuah istilah umum bagi Sang Kekasih. Sumber: Rumi: Fihi ma Fihi #15 terjemahan Kabir Helminski.

Terkuak! Inilah Kebohongan Manfaat Susu yang Wajib Diketahui - Sebarkanlah.com

Rabu, 27 Mei 2015 komentar
Berikut ini adalah penjelasan dr. Tan Shot Yen tentang Kebohongan Manfaat Susu yang belum diketahui khalayak ramai. Benarkah susu sapi baik untuk kesehatan, benarkah susu sapi baik untuk tulang? Atau malah sebaliknya. Bahkan itu hanya sekedar bualan belaka, sebagai copywriting sebuah iklan produk su…

RESENSI BUKU: Di Balik Sepak Terjang Hamdan Zoelva - Bisnis.com Bisnis.com RESENSI BUKU: Di Balik Sepak Terjang Hamdan ZoelvaBisnis.comBisnis.com, JAKARTA - Nama Hamdan Zoelva mulai dikenal luas oleh publik sejak dia menggantikan posisi Akil Mochtar sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK). Padahal, sebetulnya sepak terjang pria asal Bima ini di dunia hukum dan politik telah ... http://ift.tt/1ORzZyG

Minggu, 03 Mei 2015 komentar
May 04, 2015 at 01:33AM

Visit Jepara on Instagram

Jumat, 24 April 2015 komentar

Muhammad A S Hikam

Kamis, 23 April 2015 komentar
MEDIA DAN PRODUSEN MASALAH. Media di negeri ini memang kacau. Sebab utamanya adlh oknum2 wartawannya yg cenderung manipulatif, distortif, dan ekonomis dlm penalaran. Kenapa saya bisa bilang begitu? Saya saat ini sedang mengikuti berita ttg proses pemeriksaan Bambang Widjojanto (BW) oleh Bareskrim Polri. Yg saya dapati adlh kesimpang siuran soal penahanan BW pdhl proses belum selesai. Tapi wartawan sudah tanya sana sini apkh benar ybs sudah ditahan. Pemeriksaan belum juga usai tetapi saya sudah membaca di sebuah portal berita bhw BW ditahan. Ternyata (seperti saya tautkan di status ini), BW tidak ditahan Polri. Bukan itu saja. Wartawan2 menanyakan kpd Johan Budi, slh satu pimpinan KPK, apkh BW ditahan. JB sudah berbusa2 menjelaskan bhw tdk ada kabar dmk dari Polri. Tapi wartawan mencecar seakan2 memaksa agar JB bilang BW ditahan. Dan cara bertanya mereka benar2 memalukan. Sudah puuuanjang, mbulet, kesana kemari, lalu nadanya maksa lagi. Ini saya dengar sendiri di radio yg kebetulan membuat reportase konpers di Polri dan KPK. Jadi saya kira wartawan2 itu bukannya membuat masalah jadi terang, tetapi malah bagian dari produsen masalah. Ini kemudian diperparah lagi jika media tidak mau mencek apkh laporan wartawan2 mek akurat atau tidak. Kalau aoa kata wartawan lantas dicerak atau ditayangkan, maka yg muncul tentu berita2 sontoloyo yg menjonru dan menyebarkan kabar distortif seperti soal penahanan BW itu. Publik mesti kritis thd media bukan anti media. Hanya media2 yg punya reputasi konsisten dg kode etik pemberitaan saja yg layak dipantau dan dijadikan rujukan. (http://ift.tt/1QpFT8E)

Komunitas Pecinta Buku

Rabu, 22 April 2015 komentar
Ini hari buku sedunia, Yuk Baca

Hari Buku Sedunia: Buku Apa yang Kamu Baca Hari Ini?

komentar
Hari Buku Sedunia, kamu baca buku apa? Setiap 23 April diperingati sebagai Hari Buku Sedunia (World Book Day). Sebagai seorang yang cukup maniak membaca buku, saya pun bertanya kepada 10 orang teman di Facebook, “Adakah buku yang

Tsaqif dan Kegilaan Masyarakat Kita

komentar
...niat yang paling murni seringkali dilandasi oleh rasa emosional yang muncul sesaat, tanpa pertimbangan macam-macam. Emosi sebagai dorongan yang paling dekat dan kuat, biasanya dipicu oleh adanya pelanggaran nilai-nilai yang menurutnya tidak sesuai dengan pemahaman yang diterimanya semenjak kecil, dalam kasus ini, ajaran tentang kejujuran. Hari-hari belakangan ini media sedang ramai memberitakan tentang keberanian seorang siswa SMU di Yogya, Muhammad Tsaqif Wismadi, yang melaporkan terjadinya kebocoran soal UN yang didapatnya dari grup social media angkatannya

Komunitas Pecinta Buku

Senin, 20 April 2015 komentar

Taman Anggur Oleh: Alfathri Adlin Aku adalah pohon anggur sejati dan Tuhanku adalah tukang kebunnya. Setiap cabang padaku yang tidak berbuah akan dipotong-Nya dan setiap cabang yang berbuah akan dikurangi daunnya dan dibersihkan-Nya agar lebih banyak lagi buahnya. Kalian sudah bersih karena ajaran yang kuberikan kepadamu. Tetaplah bersatu dengan aku dan aku pun akan tetap bersatu dengan kalian. Cabang itu sendiri tidak akan dapat berbuah kecuali kalau ia tetap menyatu dengan pohonnya. Demikian pula kalian, hanya dapat berbuah kalau tetap bersatu dengan aku. Akulah pohon anggur dan kalian adalah cabang-cabangnya. Orang yang tetap bersatu dengan aku dan aku dengan dia, akan berbuah banyak. Sebab tanpa aku kalian tak dapat berbuat apa-apa. Orang yang tidak tetap bersatu dengan aku, akan dibuang seperti cabang, lalu menjadi kering. Cabang-cabang yang seperti itu akan dikumpulkan dan dibuang ke dalam api, lalu dibakar. Apabila kalian tetap bersatu dengan aku dan ajaranku tinggal dalam hatimu, mintalah kepada Tuhan apa saja yang kalian mau, permintaanmu itu akan dipenuhi. Kalau kalian berbuah banyak, Tuhanku diagungkan, dan dengan demikian kalian betul-betul menjadi pengikutku. Seperti Tuhan mengasihi aku, demikianlah aku mengasihi kalian. Hendaklah kalian tetap hidup sebagai orang yang kukasihi. Kalau kalian menjalankan perintah-perintahku, kalian tetap setia kepada kasihku, sama seperti aku tetap setia kepada kasih Tuhan karena menjalankan perintah-perintah-Nya. Semuanya ini kuberitahukan kepadamu, supaya kegembiraanku ada di dalam hatimu, dan kegembiraanmu menjadi sempurna. Inilah perintahku: Kasihilah satu sama lain, sama seperti aku mengasihi kalian. Orang yang paling mengasihi sahabat-sahabatnya adalah orang yang memberikan hidupnya untuk mereka. Kalian adalah sahabat-sahabatku, kalau kalian melakukan apa yang kuperintahkan kepadamu. Kalian tidak lagi kupanggil hamba, sebab seorang hamba tidak tahu apa yang sedang dikerjakan tuannya. Kalian kupanggil sahabat, sebab semua yang kudengar dari Tuhan sudah kuberitahukan kepadamu. Bukan kalian yang memilih aku tapi akulah yang memilih kalian, dan menyuruh kalian pergi untuk berbuah banyak, buah-buah yang tak dapat binasa. Maka Tuhan akan memberikan kepadamu apa saja yang kalian minta kepada-Nya atas namaku. Inilah perintahku kepadamu: Kasihilah satu sama lain. (Dikutip dari perkataan Nabi Isa Al-Masih as yang tercantum pada Kitab Perjanjian Baru, Yohanes 15:1-17.)

Minggu, 19 April 2015 komentar


from Komunitas Pecinta Buku http://ift.tt/1bhQ536

via IFTTT
Sabtu, 18 April 2015 komentar


by Senja Saujana



April 19, 2015 at 01:15AM

from Facebook

via IFTTTfrom Facebook

via IFTTT

embun: Petunjuk Jalan

komentar
sebuah puisi http://ift.tt/1CZFsax