Muhammad A S Hikam

Kamis, 23 April 2015 komentar
MEDIA DAN PRODUSEN MASALAH. Media di negeri ini memang kacau. Sebab utamanya adlh oknum2 wartawannya yg cenderung manipulatif, distortif, dan ekonomis dlm penalaran. Kenapa saya bisa bilang begitu? Saya saat ini sedang mengikuti berita ttg proses pemeriksaan Bambang Widjojanto (BW) oleh Bareskrim Polri. Yg saya dapati adlh kesimpang siuran soal penahanan BW pdhl proses belum selesai. Tapi wartawan sudah tanya sana sini apkh benar ybs sudah ditahan. Pemeriksaan belum juga usai tetapi saya sudah membaca di sebuah portal berita bhw BW ditahan. Ternyata (seperti saya tautkan di status ini), BW tidak ditahan Polri. Bukan itu saja. Wartawan2 menanyakan kpd Johan Budi, slh satu pimpinan KPK, apkh BW ditahan. JB sudah berbusa2 menjelaskan bhw tdk ada kabar dmk dari Polri. Tapi wartawan mencecar seakan2 memaksa agar JB bilang BW ditahan. Dan cara bertanya mereka benar2 memalukan. Sudah puuuanjang, mbulet, kesana kemari, lalu nadanya maksa lagi. Ini saya dengar sendiri di radio yg kebetulan membuat reportase konpers di Polri dan KPK. Jadi saya kira wartawan2 itu bukannya membuat masalah jadi terang, tetapi malah bagian dari produsen masalah. Ini kemudian diperparah lagi jika media tidak mau mencek apkh laporan wartawan2 mek akurat atau tidak. Kalau aoa kata wartawan lantas dicerak atau ditayangkan, maka yg muncul tentu berita2 sontoloyo yg menjonru dan menyebarkan kabar distortif seperti soal penahanan BW itu. Publik mesti kritis thd media bukan anti media. Hanya media2 yg punya reputasi konsisten dg kode etik pemberitaan saja yg layak dipantau dan dijadikan rujukan. (http://ift.tt/1QpFT8E)

komentar

Posting Komentar